Jumat, 07 Juni 2013

BERSERAH DIRI




S
halat sebagai lambang penyerahan diri (islam) kepada Tuhannya adalah bentuk lahir tersembunyi yang masih perlu diwujudkan kepada akhlaq dengan amal perbuatan kebajikan yang sebagai rahmat bagi sekitarnya. Sementara, bentuk bathinnya yang berada tersembunyi di dalam dada adalah selalu menjaga kesadarannya, ingat yang tiada putus kepada Tuhannya, yaitu Tuhan yang mewujud kepada segala sesuatu yang berada di alam, bahkan termasuk dengan dirinya, Inilah yang dimaksud dengan makna Tawhid, Wujud Tunggal dari akbarnya semesta alam ini.

Segala sesuatu di semesta alam ini adalah perwujudan keberadaan DIA, namun segala sesuatu tersebut bukanlah DIA. Seperti adanya tulisan ini, tentu ada yang menulisnya, namun tulisan ini bukanlah penulisnya. Ya, melainkan kehendak sang penulis yang mewujud menjadi kreasi tulisan. Begitulah semesta alam ini beserta isinya yang menjadi terwujud melalui kehendak DIA.

Dengan demikian, maka menjadi wajiblah bagi kemanusiaan menghargai segala sesuatu di sekitarnya sebagai bagian dari satu keluarga besar semesta alam, wujud tunggal ciptaan Tuhan semesta alam, Allahu raabal ‘aalamiiyn.

Maka akan menjadi salahlah apabila dirinya merasa sebagai yang paling benar, yang paling baik, yang paling hebat, yang paling kuat, yang paling penting dan yang paling lainnya. Hanya Allah-lah yang maha segalanya, dan yang selain DIA adalah yang hanya menerima segala rahmat anugerah dari DIA.

Sehingga seorang yang berserah diri (muslim) tidaklah cukup hanya dengan terlihatnya bentuk-bentuk lahir saja, seperti shalat, puasa, zakat dan haji. Melainkan harus pula mewujudkan bentuk bathinnya yang selalu ingat dan sadar akan keberadaan Tuhannya melalui akhlaq amal perbuatan kebajikan sebagai rahmat bagi sekitarnya. Itulah yang dimaksud dengan berserah diri (islam) yang menjadi rahmat bagi semesta alam, rahmatan lil ‘aalamiiyn.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar