Senin, 03 Juni 2013

CATATAN TERTINGGAL




CATATAN TERTINGGAL

Sekarang ini aku berada di dalam neraka-ku,
mungkin akibat perbuatan-perbuatanku sebelumnya.
Hal ini tak seberapa,
entah bersamaan dengan waktu yang berjalan, maka akan banyak lagi permasalahan yang akan timbul dan menghimpit dada.
 Seolah menerawang kedepan, mencoba meraba-raba kemungkinan apa-apa yang akan terjadi di depan.
Apakah Engkau sedang menegurku, yaa Allah?
Menegur kesalahan-kesalahanku?
Menegur berlebihnya riyaku?
Menegur kesombonganku?
Ataukah, Engkau hendak menguji kesabaranku?
Atau juga, Engkau sesungguhnya hendak memberiku petunjuk?
Atau malah, sesungguhnya Engkau membuka jalan agar aku dapat mendekati-Mu?
Tidaklah satupun kemungkinan-kemungkinan tersebut yang dapat kuyakini, sehingga dapat memudahkanku dalam bersikap.
Yang aku tahu hanyalah, bahwa aku harus dapat ikhlas menerima ini semua.
Tuhanku Yang Maha Adil lagi Maha Bijaksana ternyata jauh lebih memahami apa yang kurasakan dan yang kuingini daripada diriku sendiri, dan jelas Dia-lah yang memiliki hikmah segala sesuatu, maka banyak lapisan selubung yang sebelumnya menutupi mata hatiku, kini terbuka satu per satu, dibukakan-Nya sesuai dengan kemampuanku. Sedihku tidak dibiarkan-Nya lama, kadang aku dihibur oleh mereka yang tak tahu dan mengerti apa yang ada dan berkecamuk di dalam bathin ini. Membuat, kadang, jadi tertawa sendiri oleh hiburan-hiburan yang sesungguhnya, bila dalam keadaan normal, tidaklah lucu untuk ditertawai. Kesempitanku dalam hal rezeki pun, dimudahkan oleh-Nya, bahkan sebagian hutangku telah dapat terlunasi.
Betapa diri ini amat bergantung kepada-Mu. Betapa telah kusadari, setiap saat dan setiap waktu, per mili detiknya, tiada yang lepas dari kehendak dan pemeliharaan-Mu.
Kusadari, bukanlah aku yang memerintahkan udara yang masuk ke tubuh untuk bernafas dan sebagai pembakaran bagi makan-makanan yang telah masuk pula sebelumnya. Dan bukanlah aku yang memerintahkan makanan tersebut untuk dicerna agar menjadi energi kekuatan bagi setiap gerak tubuhku. Kusadari pula, bukanlah aku yang menyuruh jantung berdetak memompa, dan mengalirkan darah ke segenap penjuru tubuh. Bahkan akupun tak tahu seluk beluk tubuhku sendiri. Jadi, bagaimana mungkin aku dapat memerintahkan sesuatu yang tidak kuketahui dengan baik dan jelas seluk beluknya, sekalipun itu ada di dalam diriku sendiri?
Bukan aku pula yang menyuruh rambut tumbuh mengganti rambut yang rontok, yang terlihat di setiap pagi bangun dari tidur. Juga bukan akulah yang menyuruh kuku yang bertumbuh panjang setiap setelah selesai dipotong. Serta bukan aku pula yang menyuruh kulit untuk mengering, dan menghentikan keluarnya darah setelah tergores luka. Bahkan bukan aku pula yang memerintahkan segala hal yang belum kuketahui, yang sesungguhnya telah terjadi selama ini pada diriku. Bahkan kehendakku pun bukan. Bila semua itu bukanlah atas kehendakku, mengapa sekarang menjadi ingin sembuh dari sakit, dan mengapa sekarang begitu tergesa ingin dapat menyelesaikan masalah yang menyesakkan dada? Bukankah Dia-lah yang sesungguhnya Maha Berkehendak?  Sungguh, Engkau Akbar dengan segala karunia-Mu kepadaku, jadi mengapa masih aku bersedih atas segala yang telah Engkau berikan, apapun itu.
Apakah karena aku berada di alam, maka segala sesuatu karunia-Mu yang datang sesungguhnya adalah kebaikan, menjadi berpasangan, dan keburukan pun menjadi ada lahir di alam?
Apakah pasangan kebaikan itu, yaitu keburukan, adalah karena cara pandangku karena berada di alam? Seperti mengalami malam setelah siang?
Seperti cahaya yang datang menyentuhku, kemudian lahirlah bayang-bayangku sebagai yang gelap? Seperti nikmat yang Engkau berikan pada rasa kenyangku, kemudian aku terbirit-terbirit ke belakang untuk buang air?
Apakah, dengan begitu, maka rasakanlah nikmatnya sakit setelah sehat, rasakanlah nikmatnya sedih setelah bahagia, dan rasakanlah nikmatnya memiliki hutang setelah memberi hutang, juga rasakanlah nikmatnya dikhianati setelah setia menemani?

Ya Allah, aku bukanlah yang cepat memahami ini, maka tunjukilah aku kepada hikmah sejati yang tidak menyesatkan jiwaku yang sesungguhnya amat bergantung pada setiap rahmat karunia-Mu. Termasuk karunia petunjuk-Mu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar