Sabtu, 30 Agustus 2014

THAWAF KALBU

Siapapun hidup berkeliling mengitari keinginan yang tak terlihat..... Tujuan !!
Manusia lahir dan datang membawa sebab-sebab yang tak diketahui dan disadari-nya lagi..... Misteri !!
Tanyalah mereka yang begitu optimis seolah memahami keduanya itu.....

Tidak !! .....kecuali hanya mengira-ngira, dan mereka hanya menuruti apa yang di dalam dada-nya saja. Apa dan siapapun itu..... bisikan jalan kefasikkan atopun jalan ketakwaan !!

Dikiranya kefasikan adalah dari iblis dan syetan..... dan ketakwaan dari Tuhan-nya. Dipilahnya, iblis dan syetan disandingkan sebagai “lawan” Tuhan, seolah sederajat antara kebaikan dan keburukan !!

Sekali-sekali, janganlah begitu terhadap Tuhan-mu..... tak ada yang setara dengan-NYA dan menyamai-NYA, apalagi dalam hal kekuatan tanding..... Cukuplah malaikat sebagai lawan iblis yang setara. Tak layak bagi Tuhan memiliki lawan..... juga kawan !! Yang Maha Tunggal lagi Berdiri Sendiri !!

Jika tak memahami berkeliling mengitari kalbu suci di dalam dada, dan manusia-pun diingatkan kembali dengan berkeliling mengitari kubus hitam di Mekah, agar tahu dan memahami Tujuan dari segala macam tujuan keinginan-nya.


Suci-murnikanlah keinginan di dalam dada...... sebab dia-lah yang sesungguhnya membawa kemana arah tujuan manusia.



Sabtu, 09 Agustus 2014

RUH KEBENARAN

Hening.... O hati, yg selama ini menjauhi-MU....

Lama diselimuti keluhan dan prasangka.... 
Kelam dalam setiap terang petunjuk....
Juga, buta diantara banjirnya karunia.

Kini, merangkak-rangkak merayapi jalan pencarian yg jauh tak berujung dan kadung terlambat....
Sekalipun setitik cahaya berkelip nun jauh disana mengabarkan jalan-MU, namun aku telah jauh tersesat !!

Jika bukan karena "ruh kebenaran" yg mengukuhkan dan kekal di hati, mana mungkin kukenali kerlipan setitik cahaya itu.

Kucari ENGKAU dari pintu ke pintu, hingga tak ada lagi pintu yg tak dapat kubuka.....
Kucari pula dari bandar ke bandar, sampai tiada lagi bandar tempat berlabuh.....
Bahkan, kutembus langit demi langit hingga tiada lagi langit berbatas..... Begitu seterusnya sampai kini, sampai tak ada lagi apa dan siapa-pun selain ENGKAU dalam tujuanku !!

Keterasingan-ku dari-MU..... O, menjadikan mata dan hati ini hanya melihat-MU pada setiap segala sesuatu..... ampuni aku, duhai GUSTI-ku.





Selasa, 05 Agustus 2014

MI'RAJ

Kode Genetika dan Perintah Tuhan

Dalam kehidupan mikro di dalam jasad kemanusiaan, jaringan organ tubuh manusia terbangun oleh kumpulan jutaan hingga milyaran sel yang ‘ghaib’, yang karena teramat kecilnya hingga tak terlihat oleh mata kecuali dengan menggunakan bantuan mikroskop elektronik.

Di dalamnya ada sel-sel otot, sel-sel tulang, sel-sel kulit, sel-sel otak, sel-sel darah, sel-sel jantung, sel-sel liver, sel-sel rambut dan lain sebagainya.  Masing-masing sel ini berfungsi memasok seluruh kebutuhan hidup jaringan di dalam organ tubuh dengan melakukan fungsi-fungsi kehidupan (metabolisme) seperti menyerap dan mengeluarkan oksigen, menyerap sari-sari makanan dan membuang sampah-sampah yang sudah tidak diperlukan lagi. Termasuk pula memiliki mekanisme perlindungan terhadap zat-zat beracun atau yang berbahaya, serta mekanisme kerja yang berfungsi bagi kelangsungan  hidup sel secara individu maupun secara keseluruhan bagi jasad kemanusiaan.

Yang menarik disini adalah, bahwa seluruh mekanisme kehidupan sel tersebut ternyata dikendalikan oleh sel itu sendiri berdasarkan “perintah” melalui kode-kode genetika yang terkandung di dalam bagian inti sel. Dan dalam pengamatan kehidupan sel ini, jika dicermati lebih jauh, mekanisme yang terjadi di dalam sel sangatlah kompleks, canggih dan mengagumkan. Terorganisasi sedemikian rapinya, dan berjalan sangat disiplin mengikuti “perintah-perintah” dari pusat komando yang amat cerdas di dalam genetikanya.

Jika dibayangkan, untuk melakukan kerja seperti sel ini, manusia amat membutuhkan ruang pabrik kimia raksasa yang didukung oleh mesin-mesin dan peralatan super canggih untuk dapat menyamainya..... Subhanallah !!

“Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tingi, yang menciptakan, dan menyempurnakan (penciptaan-Nya), dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk.....” (QS 87:1-3)

Gen di dalam inti sebuah sel berbentuk tangga yang berpilin, yang berisi jutaan kode perintah yang berbeda-beda fungsinya. Diantara perintah-perintah itu, dimana sel harus memproduksi jenis-jenis protein tertentu untuk perkembang-biakan/regenarasi-nya sendiri. Dan ada jutaan bahkan milyaran jenis protein yang harus dicetak oleh sel, tapi sel dapat melakukannya dengan tepat sesuai perintah yang datang kepadanya. Padahal, jika salah dalam memproduksi jenis protein akan mengakibatkan sel tersebut keracunan, atau bahkan terjadi penyimpangan (pembangkangan). Seperti sel kanker (cancer) misalnya, yang amat merusak sistem kehidupan dan membunuh sel-sel lainnya dan berujung pada kematian jasad. Itulah wujud pembangkangan !!

“Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.” (QS 65:12)

Pengetahuan dan pengalaman penting yang dibutuhkan untuk membangun tubuh manusia, “pabrik” paling canggih di semesta alam, tersimpan sebagai informasi di dalam “pilinan tangga”  ini. Poin penting untuk diperhatikan disini adalah bahwa itu telah ada semenjak manusia pertama dengan semua kesempurnaan dan kompleksitasnya. Sehingga jelas betapa tidak masuk akalnya untuk mengklaim, sebagaimana para evolusionis atheis yang juga mengatakan, bahwa protein-protein pembawa perintah itu dengan semua struktur dan sifat-nya yang menakjubkan berasal mula dari peristiwa kebetulan belaka.

Perkembangan jasad kemanusiaan yang dimulai tepat pada fase dimana sel telur telah dibuahi oleh sperma di dalam rahim ibu, dan semua sifat juga karakteristik yang akan kita miliki di kemudian hari telah ditentukan dalam takdir (ketetapan) dan dikodekan didalam “tangga berpilin” yang dalam bentuk perintah-perintah yang teratur, sistematis dan amat sempurna. Semua ciri karakter sifat kita, seperti tinggi badan, warna kulit, golongan darah, bentuk wajah, hingga kecenderungan keinginan telah dikodekan di dalam inti sel tersebut sejak sembilan bulan setelah pembuahan di dalam rahim.

Bentuk perintah kode-kode genetika ini tidak hanya menentukan sifat-sifat fisik, ia juga mengendalikan jutaan operasi dan sistem lainnya yang berjalan didalam sel dan tubuh. Misalnya, bahkan tinggi-rendah atau normalnya tekanan darah seseorang tergantung pada informasi yang tersimpan di dalamnya.

“Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al Qur’an dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak pula yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).”  (QS 10:61)

Dalam hal ini, kita harus mengakui bahwa sel manapun pada lambung atau bahkan yang di telinga kita jauh lebih arif terpelajar dari jiwa kita sendiri, karena sel itu menggunakan informasi ini dengan cara yang paling benar dan sempurna. Ia jauh lebih arif ketimbang jiwa kita sendiri !!

Lalu, apa yang menjadi sumber dari kearifan ini ?? Bagaimana mungkin setiap dari milyaran sel dalam tubuh kita dapat memiliki kearifan yang begitu luar biasa ketimbang kita ??

Jutaan bahkan milyaran makhluk yang hidup dan berkembang-biak di dalam ‘alam’ jasad tubuh kemanusiaan, tak terlihat dan tak terasa sebagai yang ghaib dan amat mempengaruhi kehidupan manusia. Namun begitu kita telah menyadari dan memahami-nya, maka terbukalah mata-hati kita akan tanda-tanda kekuasaan Tuhan, sehinggga kemanapun arah mata memandang yang terlihat hanya Wajah-NYA !! ......Begitupun dengan makhluk-makhluk yang secara umum telah diketahui hidup dan berkembang biak di alam tubuh kita, seperti kutu pada rambut kepala, kuman/bakteri di dalam mulut, dan jamur parasit di permukaan kulit, itulah mengapa “menjaga kebersihan adalah sebagian daripada iman” menjadi penting untuk diwujudkan. Dan betapa pentingnya lagi menjaga tubuh dari masuknya segala yang diharamkan agar tak terjadi pembangkangan.

Perintah-perintah dalam kode genetika itu adalah termasuk dalam kadar ketetapan (QS 25:2 dan QS 87:1-3) yang diberikan Sang Maha Pencipta Yang Maha Sempurna kepada “para aparat”-NYA yang dalam wujud sel di dalam tubuh untuk membantu tugas-tugas setiap diri kemanusiaan sebagai makhluk yang sempurna dan pengemban amanah sebagai “yang menjadi rahmat bagi semesta alam”.

“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.” (QS 2:34)

Kita tentu amat menyadari siapa yang “memberikan” perintah-perintah di dalam kode genetika itu, dan siapa pula yang “menerima” perintah-perintah itu. Bukanlah kita yang menerima atau bahkan memerintahkan-nya. Bagaimana mungkin memerintahkannya, sedang tau dan menyadarinya pun tidak !! ......Kita tak pernah merasa memberikan perintah atau menerima perintah agar jantung kita tetap dan terus berdenyut, kita tak pernah memerintahkan atau menerima perintah agar darah menyerap saripati makanan dan oksigen dan kemudian menyalurkannya ke seluruh sel tubuh, kita tak pernah memberi  atau menerima perintah agar rambut dan kuku untuk bertumbuh panjang setelah dipotong pendek, juga kita tak pernah sekalipun memerintahkan atau menerima perintah agar usus mencerna makanan yang masuk kedalamnya, dan masih banyak lainnya yang bukan kita sebagai yang memerintahkan atau menerima perintah agar keseluruhan organ tubuh kita bekerja. Tidak pernah !!

“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu ??” (QS 41:53)


............masuklah ke kedalaman tubuh-mu, jelajahi dan menyatulah, dan naiki “tangga berpilin” itu sebagai mi’raj menuju Tuhan-mu...........




 


Senin, 28 Juli 2014

IKHLASNYA YANG TERLAKNAT

Benarkah anak-cucu Adam telah menghindariku disebabkan aku adalah api yang membakar ??

Maka telah berapa kalikah ia melakukan pembakaran demi kelangsungan hidupnya selama ini ?? Sungguh, ia-pun tak akan ada di dunia ini tanpa adanya pembakaran dalam setiap ciptaan................


Penolakan dan pembangkangan-ku bersujud atas perintah-MU adalah penegasan akan kesucian-MU.

Alasan-ku adalah kegilaan cinta yang hanya memuliakan-MU !!

Adam tidak ada, yang ada hanya ENGKAU.

Bagi sang hamba sejati, takkan sujud kepada yang selain ENGKAU !!

Tiada jalan lain bagi-ku, dan memang hanya ENGKAU-lah hakikat tujuan sejati.

Takkan ada jarak bagi-ku yang dapat menjauhkan aku dari-MU.

Ketika telah mencapai waktu-ku, kedekatan dan kejauhan adalah satu jua.

Sekalipun sebagai yang terbuang, bagaimana mungkin itu dapat memisahkan cinta dengan bukti kesetiaan dan pengorbanan sang hamba, walau sebagai yang terhina dan terkutuk ?!

Jika saja tiada pernyataan-MU “hanya AKU-lah yang layak disembah !!”

...........dan sesungguhnya, aku-lah pecinta yang hina-dina juga terkutuk lagi terlaknat itu, namun aku ikhlas demi menjalankan peran dalam kesempurnaan kehendak dan ketetapan segala rencana skenario-MU.

Dalam penyaksian dan demi kemuliaan-MU, takkan ada seorang anak-cucu Adam pun yang dapat melebihi dan mengalahkan-ku, kecuali ia dapat melebihi dan mengalahkan-ku dalam hal ikhlas kepada-MU !! (QS 38:82-83)

Dan aku, ......aku-lah si hina-dina yang terkutuk dan terlaknat demi kesempurnaan dan kemuliaan manusia. Manusia yang justru mengutuki dan melaknati-ku tanpa pernah menyadari dan paham yang justru dengan keberadaanku-lah maka ia bisa meraih kesempurnaan dan kemuliaan sebagai makhluk.
Padahal, dengan keberadaanku-lah ia melihat keburukan dan dapat memahami kebaikan...melihat kesalahan dan dapat memahami kebenaran...melihat kejahatan dan memahami kebajikan.......... Maka kemanakah rasa syukur-nya ?!

.......dapat ridha seperti aku-kah engkau, wahai anak-cucu Adam, sebagai yang hina, terkutuk dan terlaknat dalam ketetapan dan kehendak Tuhan-mu demi sempurnanya ‘peran’ panggung kehidupan semesta ini ?!

Bukankah banyak permohonan agar terbebas dari kemiskinan dan kelaparan yang sering kudengar dari jeritan hati-mu ?? .........bagaimana mungkin engkau dapat mengalahkan keikhlasan-ku kepada-NYA, jika dengan ‘peran’ itu saja engkau telah menjerit tak tahan ?!
Sungguh banyak jalan ketidak-ikhlasan yang dapat menyesatkan jalan-mu, bahkan engkau berani menuntut-nuntut akan ridha-NYA sebelum engkau ridha terlebih dahulu atas segala kehendak dan ketetapan Tuhan-mu !!

Bagiku, adalah kesalahan fatal yang tak terampuni dengan bersujud kepada kemanusiaan, sebab sejatinya hanya Allah-lah yang berhak disembah !!

.........setiap makhluk memiliki ujian-NYA sendiri-sendiri, dan aku memilih tetap mengesakan-NYA tanpa takut akan siksanya. Sebab aku mencintai Tuhan bukan karena kekejaman-NYA. DIA-lah Ar-Raahman dan Ar-Rahiiym !!

#sirr_al-asrar (akhir Ramadhan 1435 H – sandoz santosa)

Sesuatu dikenal melalui ‘lawan’-nya, seperti yang putih dari yang hitam. Malaikat memperlihatkan setiap kebajikan dan berkata, “laksanakan hal itu dan engkau akan mendapatkan pahala-nya”....... sementara Iblis menunjukkan kejahatan sambil berujar, “lakukan-lah dan engkau akan mendapatkan balasan-nya !!”
Sebagaimana siang dan malam ketika matahari mulai terbit dan berkata, “bangunlah, sibukkan hari-mu dengan mencari karunia Tuhan-mu”. Dan setelah waktunya terbenam-pun berkata, “nikmatilah waktu istirahatmu dengan bersyukur atas segala karunia-NYA kepada-mu !!”

Allah menciptakan segala sesuatu yang ada, dan seluruhnya adalah kebaikan, sebab DIA adalah Ar- Raahman. Namun manusia selalu memandang dan menilai setiap hal kedalam kebaikan atau keburukan, dan kebajikan atau kejahatan........bukankah itu adalah justru penyangsian terhadap kebaikan setiap ciptaan yang telah menjadi kehendak dan ketetapan-NYA ?!


Maka siapakah yang sesungguhnya telah ikhlas dan ridha kepada-NYA ??



Minggu, 06 Juli 2014

Zakat, Infaq & Sedekah

Bentuk-bentuk pengorbanan, selain syahadat, shalat, puasa dan haji dalam Islam...... Zakat, infaq dan sedekah adalah cara-cara membersihkan (mensucikan) kembali jiwa yang sempat kotor karena ‘terhanyut’ dalam gemerlapnya kehidupan dunia. Yaitu dengan mau mengorbankan sebagian rizki yang telah dianugerahkan Tuhan.

Dalam kehidupan dunia di semesta alam ini, Allah telah menetapkan (sunathullah) segala sesuatunya dalam keadaan setimbang (adil)...... Begitupun dengan anugerah rizki ‘yang diterima’, maka harus pula seimbang dengan ‘yang dikeluarkan’-nya. Jika ‘tiada perduli’ bagaimana mendapatkannya, maka menjadi ‘tidak perduli’ pula bagaimana cara keluarnya, namun yang Allah kehendaki, manusia memahami bahwa setiap ‘yang dikeluarkan’ itu memiliki nilai keridhaan, sehingga Allah pun ridha kepadanya.

Sebagaimana “tidak siapapun dapat menghalangi karunia yang Allah hendak berikan”...... maka juga, sekuat apapun manusia berusaha menahan keluarnya kembali rizki dari kuasanya, takkan mampu bila Allah telah menetapkan itu harus keluar....... Jalan-NYA tak terduga-duga, bisa melalui kehilangan, pencurian, biaya pengobatan, kecelakaan, dan lain-lainnya yang kesemuanya malah menyakitkan hati-nya sendiri. Itulah yang disebut musibah ataupun bencana !!

............tinggal bagaimana manusia hendak mengeluarkannya dengan cara seperti apa, keridhaan atau malah keterpaksaan ?? Bukankah menjadi tiada pilihan, bila ‘keterpaksaan’ justru adalah yang tidak kita sukai ?!

Tidak hanya sekedar bisa berkata “segala musibah dan bencana adalah UJIAN dari Allah”, namun pula hendaknya dapat menggerakkan hati untuk memahami bahwa segala musibah dan bencana adalah akibat dari perbuatannya sendiri. Bukankah yang namanya UJIAN itu selalu butuh pemikiran akal untuk dapat menyelesaikannya ?! .....inilah yang disebut perjalanan jiwa, yang mengalami peningkatan kualitas jiwanya.

Maka dengan logika apalagikah kita dapat ikhlas memahami bahwa di dalam zakat, infaq dan sedekah ada hak mereka yang membutuhkan selain diri kita sendiri ?!

Menyalurkan sebagian rizki yang kita terima dari anugerah Tuhan kepada yang membutuhkan, juga adalah bentuk pengorbanan terhadap apa-apa yang kita cintai (harta benda ataupun jiwa), dan itu pulalah bukti bahwa kita adalah bagian dari “yang menjadi rahmat bagi semesta alam”........ Dengan keridhaan dan keikhlasan maka nilainya pun menjadi suatu kebaikan yang dilipat-gandakan oleh Allah (QS 2:261).

Berbagi kebahagiaan nikmat rizki kepada sesama sesungguhnya dapat ‘menghidupkan’ kembali jiwa-jiwa mereka yang sedang dalam kesulitan, kesusahan dan telah putus-asa...... Dan sebaliknya, ‘ketidak-perdulian’ pun sesungguhnya dapat ‘membunuh’ jiwa-jiwa mereka.


Ingatlah ayat, “membunuh satu manusia, itu seakan membunuh seluruh kemanusiaan”, termasuk diri-nya sendiri !! ........dan menjadi bermakna pula “menyelamatkan satu manusia, seakan menyelamatkan seluruh kemanusiaan”, termasuk diri-nya sendiri



Jumat, 04 Juli 2014

Tidak KU-ciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk mengabdi kepada-KU

Melalui para nabi, Allah berpesan agar “jangan engkau mati kecuali dalam keadaan ‘berserah-diri’ (islam)”......

Berserah-diri (islam), selain mengandung makna pasif, sebagai totalitas (kaffah) penyerahan diri ikhlas kepada Tuhannya, juga memiliki makna aktif sebagai pengabdian kepada Tuhannya dengan menjadi rahmat bagi semesta alam.

Pasif tak berdaya upaya tanpa kekuatan dari-NYA, namun amat menyadari keberadaan dirinya di bumi adalah membawa amanah dan tanggung-jawab untuk mewujudkan segala Sifat Tuhannya, Ar Raahman, yang aktif sebagai perwujudan Tuhan di bumi yang menjadi rahmatan lil ‘aalamiin. ...... itulah makna Islam sebagai agama ketika hidup di dunia.

Puasa berguna ‘membakar’ aku (ego)....... ‘aku’ atau ego, atau juga hawa-nafs, inilah yang mengaku-aku sebagai AKU (Tuhan) Pemilik segala sesuatu. Jasad karunia Tuhan diaku sebagai jasad-‘ku’, harta rizki karunia Tuhan diaku sebagai harta-‘ku’, anak dan istri karunia Tuhan diaku sebagai anak dan istri-‘ku’.... semua yang melekat bersamanya diaku sebagai miliknya, maka ketika kehilangan salah satunya hatinya menjadi sedih dan bahkan berputus asa seakan telah kiamat.

Padahal apa yang melekat pada dirinya tidak lain adalah anugerah karunia Tuhannya yang membawa amanah yang harus dipertanggung-jawabkan kelak di kemudian hari. Oleh karena ‘aku’ atau ego lebih bersifat personal, sendiri-sendiri atau masing-masing, maka dengan sering berpuasa akan melemahkan dominasinya terhadap jiwa, dan akan lebih mengedepankan rasa kebersamaan yang toleran terhadap sesama kemanusiaan dan makhluk Tuhan. Tidak lagi mengedepankan kepentingan ‘aku’ atau ego-nya sendiri yang selalu menjadi ambisi tujuannya, menjadi lebih mengutamakan Yang Akbar, Tuhan yang merupakan Tujuan dari segala tujuan.

Selama ‘aku’ atau ego-nya masih lebih dominan, maka belumlah dapat disebut ‘muslim’. Inilah penyebab segala kemunkaran, penindasan dan tragedi kehidupan kemanusiaan !!

Sehingga, makna terdalam ‘berserah-diri’ (islam) adalah mengorbankan kepentingan diri (aku,ego, hawa-nafs dan iblis)-nya demi kepentingan yang jauh lebih besar (Akbar) yang berujung kepada Tuhannya sebagai Sumber segala tujuan....... Begitulah yang dicontohkan Ibrahim dan seluruh para nabi, yaitu mengorbankan ‘aku’-nya. Sebab, bukti keikhlasan segala cinta dan pengabdian (ibadah) adalah melalui pengorbanan !!


..................... selamat membakar ‘aku’ (ego/hawa-nafs/iblis)-nya sebagai ‘korban bakaran’ pada Ramadhan kali ini !!

Jumat, 27 Juni 2014

PERJALANAN MALAM

O Ramadhan, .....kau bagai jiwa suci Yusuf yang selalu terjaga dari liarnya hawa nafsu dan godaan syahwat Zulaykha.

Kau adalah bulan yang memaafkan segala kejahatan sebelas bulan saudaramu, bahkan membalasnya dengan memuliakan mereka sebagaimana Yusuf memaafkan dan mengumpulkan sanak saudaranya dalam kemuliaan Mesir hingga turun-temurun.

Kau mengajarkan tentang menahan segala keinginan hawa nafsu untuk mendapatkan keselamatan melalui keprihatinan, sebagaimana makna mimpi Fir’aun tentang tujuh sapi betina yang kurus memakan tujuh sapi betina yang gemuk juga tujuh bulir gandum yang hijau dan tujuh bulir lainnya yang kering.

Didalam-mu ada satu malam yang nilainya sama dengan seribu bulan, dimana pada malam itu adalah malam yang hening dan semua rebah bersujud sebagaimana sebelas bintang bersujud dalam mimpi Yusuf.

Malam suci penuh berkah...... Bagi yang beruntung menemuinya, para malaikat turun untuk membelah dada dan membersihkannya dari kerak-kerak kotoran, sehingga dada menjadi lapang dan dapat melihat segala sesuatu dengan terang dan jernih.

Kejernihan pandangan yang membuat sebelas bulan lainnya adalah “ramadhan-ramadhan” yang harus pula terjaga kesuciannnya, bagai jernihnya pancaran dua-belas mata air yang hanya dengan “satu” pukulan tongkat Musa bagi suku-suku dari seluruh keturunan Yaqub !!

Jadilah “isra’il” !! .......yaitu mereka yang melakukan “perjalanan malam” menuju Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang yang demikian itulah yang dimaksud Allah “sebagai umat yang dilebihkan dari umat-umat lainnya”...... Dan janji Allah hanya bagi mereka yang tidak berlaku zhalim !!