Minggu, 06 Juli 2014

Zakat, Infaq & Sedekah

Bentuk-bentuk pengorbanan, selain syahadat, shalat, puasa dan haji dalam Islam...... Zakat, infaq dan sedekah adalah cara-cara membersihkan (mensucikan) kembali jiwa yang sempat kotor karena ‘terhanyut’ dalam gemerlapnya kehidupan dunia. Yaitu dengan mau mengorbankan sebagian rizki yang telah dianugerahkan Tuhan.

Dalam kehidupan dunia di semesta alam ini, Allah telah menetapkan (sunathullah) segala sesuatunya dalam keadaan setimbang (adil)...... Begitupun dengan anugerah rizki ‘yang diterima’, maka harus pula seimbang dengan ‘yang dikeluarkan’-nya. Jika ‘tiada perduli’ bagaimana mendapatkannya, maka menjadi ‘tidak perduli’ pula bagaimana cara keluarnya, namun yang Allah kehendaki, manusia memahami bahwa setiap ‘yang dikeluarkan’ itu memiliki nilai keridhaan, sehingga Allah pun ridha kepadanya.

Sebagaimana “tidak siapapun dapat menghalangi karunia yang Allah hendak berikan”...... maka juga, sekuat apapun manusia berusaha menahan keluarnya kembali rizki dari kuasanya, takkan mampu bila Allah telah menetapkan itu harus keluar....... Jalan-NYA tak terduga-duga, bisa melalui kehilangan, pencurian, biaya pengobatan, kecelakaan, dan lain-lainnya yang kesemuanya malah menyakitkan hati-nya sendiri. Itulah yang disebut musibah ataupun bencana !!

............tinggal bagaimana manusia hendak mengeluarkannya dengan cara seperti apa, keridhaan atau malah keterpaksaan ?? Bukankah menjadi tiada pilihan, bila ‘keterpaksaan’ justru adalah yang tidak kita sukai ?!

Tidak hanya sekedar bisa berkata “segala musibah dan bencana adalah UJIAN dari Allah”, namun pula hendaknya dapat menggerakkan hati untuk memahami bahwa segala musibah dan bencana adalah akibat dari perbuatannya sendiri. Bukankah yang namanya UJIAN itu selalu butuh pemikiran akal untuk dapat menyelesaikannya ?! .....inilah yang disebut perjalanan jiwa, yang mengalami peningkatan kualitas jiwanya.

Maka dengan logika apalagikah kita dapat ikhlas memahami bahwa di dalam zakat, infaq dan sedekah ada hak mereka yang membutuhkan selain diri kita sendiri ?!

Menyalurkan sebagian rizki yang kita terima dari anugerah Tuhan kepada yang membutuhkan, juga adalah bentuk pengorbanan terhadap apa-apa yang kita cintai (harta benda ataupun jiwa), dan itu pulalah bukti bahwa kita adalah bagian dari “yang menjadi rahmat bagi semesta alam”........ Dengan keridhaan dan keikhlasan maka nilainya pun menjadi suatu kebaikan yang dilipat-gandakan oleh Allah (QS 2:261).

Berbagi kebahagiaan nikmat rizki kepada sesama sesungguhnya dapat ‘menghidupkan’ kembali jiwa-jiwa mereka yang sedang dalam kesulitan, kesusahan dan telah putus-asa...... Dan sebaliknya, ‘ketidak-perdulian’ pun sesungguhnya dapat ‘membunuh’ jiwa-jiwa mereka.


Ingatlah ayat, “membunuh satu manusia, itu seakan membunuh seluruh kemanusiaan”, termasuk diri-nya sendiri !! ........dan menjadi bermakna pula “menyelamatkan satu manusia, seakan menyelamatkan seluruh kemanusiaan”, termasuk diri-nya sendiri



Tidak ada komentar:

Posting Komentar