S
|
halat sebagai lambang penyerahan
diri (islam) kepada Tuhannya adalah bentuk lahir tersembunyi yang masih perlu
diwujudkan kepada akhlaq dengan amal perbuatan kebajikan yang sebagai rahmat
bagi sekitarnya. Sementara, bentuk bathinnya yang berada tersembunyi di dalam dada
adalah selalu menjaga kesadarannya, ingat yang tiada putus kepada Tuhannya,
yaitu Tuhan yang mewujud kepada segala sesuatu yang berada di alam, bahkan
termasuk dengan dirinya, Inilah yang dimaksud dengan makna Tawhid, Wujud Tunggal
dari akbarnya semesta alam ini.
Segala sesuatu di semesta alam
ini adalah perwujudan keberadaan DIA, namun segala sesuatu tersebut bukanlah
DIA. Seperti adanya tulisan ini, tentu ada yang menulisnya, namun tulisan ini
bukanlah penulisnya. Ya, melainkan kehendak sang penulis yang mewujud menjadi kreasi
tulisan. Begitulah semesta alam ini beserta isinya yang menjadi terwujud
melalui kehendak DIA.
Dengan demikian, maka menjadi
wajiblah bagi kemanusiaan menghargai
segala sesuatu di sekitarnya sebagai bagian dari satu keluarga besar semesta alam, wujud tunggal ciptaan Tuhan semesta alam,
Allahu raabal ‘aalamiiyn.
Maka akan menjadi salahlah apabila
dirinya merasa sebagai yang paling benar, yang paling baik, yang paling hebat, yang
paling kuat, yang paling penting dan yang paling lainnya. Hanya Allah-lah yang
maha segalanya, dan yang selain DIA adalah yang hanya menerima segala rahmat
anugerah dari DIA.
Sehingga seorang yang berserah
diri (muslim) tidaklah cukup hanya dengan terlihatnya bentuk-bentuk lahir saja,
seperti shalat, puasa, zakat dan haji. Melainkan harus pula mewujudkan bentuk
bathinnya yang selalu ingat dan sadar akan keberadaan Tuhannya melalui akhlaq amal
perbuatan kebajikan sebagai rahmat bagi sekitarnya. Itulah yang dimaksud dengan
berserah diri (islam) yang menjadi rahmat bagi semesta alam, rahmatan lil ‘aalamiiyn.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar