Jumat, 04 Oktober 2013

BERTUHANKAN NAFSU

Sesungguhnya musuh Tuhan adalah hawa nafs. Sekalipun DIA yang ciptakan atas kehendak-NYA dibebaskannya pula ia menghasut setiap jiwa.

Hawanya ini sejenis dengan yang paling rendah dari yang terendah, dan bergerak selalu berlawanan dengan Cahaya.

Carilah penglihatan yang disinari Cahaya Abadi, karena cahaya kefanaan kalian bergerak bagaikan percikan-percikan api.

Dengan lidah makna, bunga berkata kepada kumbang, “oh, kau memiliki ketiak yang hangat dan menyengat !!”

Jika kau pergi dari pelaminan bunga, maka timbullah keengganan mencari tau kesempurnaan dan kesabaran tukang kebun, dengan kemurahan serta kasih sayangnya.

Tanah ladang adalah surga bagi kupu-kupu, kumbang, ulat, dan burung pipit. Karena Tuhan telah membebaskanku dari kemesuman, layakkah DIA memberiku kawan yang cabul ?!

Sebuah syarat bahwa Adam berasal dari keabadian adalah sujudnya para Malaikat, karena maqam-nya. Dan isyarat lain sebagai pasangannya adalah penolakan Iblis bersujud padanya sambil berkata, “akulah raja sekaligus khalifah !!”

Sujudnya Malaikat adalah ukuran, dan penolakan Iblis adalah bukti. Ukuran yang mengukur ketaatan, serta dibuktikan oleh pengingkaran yang menyengsarakan.


Jibril dan para Malaikat menerima Ka’bah sebagai Sidrat al Muntaha dari ujung terjauh makna memandang, sementara manusia mencoba menerawang Sidrat al Muntaha dari Ka’bah…… Ia mencari Tuhan di luar kedalaman hatinya, sementara ia memandang dengan mata Tuhan. Ironis !!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar