Senin, 23 Juni 2014

MARHABAN YAA RAMADHAN

Seluruh kita, umat muslim, telah siap-siap menyambut datangnya bulan Ramadhan. Tapi ternyata tak hanya kita, mereka yang non-muslim pun, yang punya kepentingan ekonomi-bisnis, amat pula menantikan segeranya tiba bulan suci Ramadhan. Bisa dibayangkan keuntungan yang dapat mereka raih dari betapa konsumtifnya kita, umat muslim, sebagai mayoritas penduduk negri ini.

Padahal, seperti yang kita tau, puasa di bulan Ramadhan itu seharusnya untuk melatih diri dapat mengekang hawa nafsu keinginan dalam kehidupan sehari-hari, namun kita malah mengisinya dengan gaya hidup yang berlebihan dari bulan-bulan biasanya.

Adalah bukti, dimana harga seluruh barang kebutuhan menjadi naik yang menandakan bahwa permintaan meningkat tajam, bahkan pemerintah terpaksa harus menyediakan stok lebih besar dari bulan-bulan lainnya, dan tak bisa dipungkiri bahwa setiap perusahaan harus memberikan gaji ke 13, sebagai Tunjangan Hari Raya bagi para karyawannya.

Bagi mereka yang memiliki pekerjaan tetap yang mengandalkan upah serta THR-nya, tidak akan menjadi masalah untuk menghadapinya, namun bagi mereka yang telah hidup susah karena tak memiliki pekerjaan tetap, tentu ini menjadi problema tahunan baginya.

Sadar kita setiap Ramadhan dan menyambut lebaran, bahwa angka kejahatan pun ikut meningkat tajam ?? ......Bahkan mereka yang telah mapan dan memiliki upah yang tinggi pun terpengaruh untuk meraup keuntungan melalui jalan-jalan yang tidak terpuji, seperti anggota DPR yang meminta jatah THR kepada para pejabat BUMN.

Sadar pulakah kita, semua menjadi berpikir materialistis kala Ramadhan agar dapat merayakan “hari kemenangan” ??

Satu bulan yang seharusnya untuk melatih pengekangan hawa nafsu dari segala keinginan dan kebutuhan, tapi justru malah menghabiskan seluruh tabungan dari sebelas bulan bekerja dengan susah payah.

Satu bulan untuk penyucian diri yang dilakukan tanpa memahami maknanya, tentu saja mengakibatkan pada sebelas bulan berikutnya yang malah tenggelam dalam lumpur yang mengotori jiwanya. Penyambutan ini menjadi sebuah seremonial belaka. Tidak bermakna untuk kehidupan yang lebih baik di sebelas bulan berikutnya, karena kita selalu terjebak disetiap tahunnya !!


Yaa Allah, yaa Tuhan-ku....... tunjukkanlah kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, dan bukan jalan orang-orang yang Engkau murkai........ Aamiin !!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar