Kubuka jendela dan meminta bulan
untuk datang turun kebawah, kehadapanku.
Bernapas dalam-dalam, tutup pintu
kata-kata dan hanya membuka jendela rumah cinta….. sebab bulan takkan mengetuk
pintu, dia hanya masuk melalui jendela tanpa salaam.
Malam amat memahami sang rembulan,
begitupula denganku.
Atau, bergantian saling memahami,
persatuan dengannya adalah yang membuat sungai cemburu dan marah berlari menuju
laut.
Malam ini bulan bercumbu dengan
banyak bintang. O yang tercinta, ……….begitupula denganku.
Pikirku, dunia ini adalah alam kesadaran……
ketika menapakkan kaki dengan mantap, maka ribuan jalan baru menjadi terbentang,
seperti fajar yang menjelaskan, berlayar mengarungi alam semesta dengan
kilasan-kilasan cahaya bintang.
Begitupula denganku, …….energinya
kuat sekali menarik dan menyeretku bagai ribuan pasukan gajah yang hendak
melumatkan Ka’bah. Jika bukan karena lambang pusat pengabdian, apalah arti
kotak kubus hitam itu ?!
Jika bukan karena
pertolongan-NYA, apalah arti sebutir debu diatas lautan pasir yang diterjang
badai, hilang entah kemana…………. begitupula denganku !!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar