BAGIAN 4
LAHIR & BATHIN
“Kami akan memperlihatkan
kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka
sendiri, sehingga
jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur’an itu adalah
benar.....”
(QS
41:53)
U
|
raian pada bab-bab sebelumnya,
sungguh takkan menyentuh, bila tidak pula menguraikan keberadaan jasad, jiwa,
dan ruh sebagai unsur-unsur penyusun lahir dan bathin kemanusiaan yang tentunya
sebagai pelaku utama dalam pengokohan iman dan islam-nya. Hal ini
amatlah penting bagi usaha mengokohkan kembali keimanan agar mencapai
keberserah dirian (islam) secara murni atau ikhlas dalam menapaki jalan lurus
(agama Allah) diynul qayyimah.
Seperti yang telah diketahui, segala sesuatu yang Allah ciptakan
memiliki pasangannya, seperti apapun segala sesuatu tersebut, terlihat nyata
(lahir) maka memiliki pula wujud bathinnya sebagai yang tak terlihat nyata.
Juga pada umumnya pemahaman tentang kemanusiaan yang terdiri dari jasad sebagai
wadah atau media bagi bathin yang tak terlihat nyata, yaitu jiwa dan ruh. Ruh
adalah sebagai gerak hidup yang merupakan energi dari setiap materi
segala sesuatu sebagai makhluk ciptaan, dan jiwa sebagai pribadi berkarakter
(aku) yang membedakan satu dengan lainnya.
Karena di alam, maka setiap materi berubah-berubah bentuk. Atau dalam
bahasa Tuhan, adalah tidak kekal abadi, fana, atau juga bersifat hadits.
Dalam hal ini telah diuraikan sebelumnya di dalam sifat dua puluh, bahwa
segala sesuatu selain Allah adalah tidak kekal abadi.
Materi pada
wujud asalnya adalah energi, yaitu bersumber dari energi cahaya-Nya, sebab
itulah dikatakan laa hawla wa laa quwwata illa billaahi, tiada kekuatan
(energi) selain kekuatan (energi) Allah. Juga, inna lillaahi wa innaa ilayhi
raaji’uun, segala sesuatu berasal dari Allah dan kepada-Nya pulalah
tempat kembali.
Beriring
waktu, partikel-partikel cahaya kemudian saling berinteraksi dengan sesamanya
seperti membentuk koloni, sehingga memiliki massa untuk membentuk materi.
Inilah cikal bakal atom sebuah unsur yang pada mulanya memiliki inti dengan
hanya satu elektron yang mengelilinginya. Dan karena sifatnya, atau karena
ketetapan-Nya (sunathullah), bahwa setiap materi cenderung terus berkumpul
membentuk koloni yang semakin besar, maka kecenderungan ini semakin memperkaya
khasanah unsur-unsur yang ada di alam pun terjadi. Yang semula elektron yang
mengelilingi inti atom hanyalah satu, dan disebut sebagai atom unsur Hidrogen.
Kemudian merekrut elektron lainnya menjadi dua yang mengelilingi intinya,
berubah menjadi unsur lain yang lebih berat, yaitu disebut Helium. Begitu
seterusnya, tanpa menghilangkan yang pertama atau yang sebelumnya.
Di awal abad
20, setelah perkembangan teori relativitas telah banyak menguak dan
menjawab rahasia-rahasia yang sebelumnya tertutupi. Bila sebelumnya
penelitian-penelitian terhadap partikel materi untuk membuktikan keberadaan
benda terkecil sebagai penyusun segala sesuatu sempat mengalami kerancuan dan
menimbulkan kebingungan dalam menetapkannya antara materi atau malah energinya.
Pada
penelitian-penelitian sebelumnya, telah ditetapkan bahwa atom sebagai benda
terkecil, setelah beriring pula ditemukannya tekhnologi penemuan alat-alat
bantu yang semakin canggih seperti mikroskop elektron, ternyata atom masih
dapat dibelah-belah lagi menjadi inti atom dengan elektron-elektronnya. Dalam
skala besar, makrokosmos, hal ini seperti matahari dengan planet-planet yang
mengitarinya dalam suatu sistem tatasurya.
Sampai tahap
ini mereka merasa atau membayangkan adanya misteri di balik materi,
yaitu kemungkinan benda terakhir tersebut masih bisa dibagi-bagi lagi menjadi
jauh lebih kecil lagi. Teori relativitas tersebut akhirnya telah membuktikan
bahwa inti atom tersebut masih dapat dipecah-pecah lagi menjadi bagian partikel
yang jauh lebih kecil (sub atomik), yaitu proton dan neutron.
Sehingga ditemukannya energi Nuklir. Hingga terakhir yang dapat diketahui,
semakin dipecah-pecah, maka materi hanya
menyisakan pilinan rantai energi.
Di dalam materi hidup, sel-sel
di dalam tubuh manusia, mikrobiologi pun telah menemukan metabolisme
kehidupan di dalam inti sel yang
terdapat pula pilinan rantai genetika yang tersusun dari protein DNA
(Deoxyribo Nucleic Acid). Sebagai kode-kode genetika yang membawa
karakteristik sifat seseorang, yaitu seperti jenis kelamin, usia hidup,
kapasitas kemampuan diri manusia. Juga menyimpan jutaan perintah atau pesan
berupa kode-kode dalam bentuk kimiawi yang harus dikerjakan dan diterjemahkan
setiap sel tersebut dalam gerak perkembangan kehidupannya oleh protein lain
yang disebut RNA (Rybo Nucleic Acid). Ini lebih kepada program hidup
kehidupan dalam sebuah koloni multisel (milyaran sel) jasad atau tubuh manusia,
yaitu kodrat dan iradat kemanusiaan yang telah
ditetapkan Allah.
“,,,,,Orang-orang itu akan
memperoleh bahagian yang telah ditentukan untuknya.....” (QS 7:37)
“Tidaklah suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu
sendiri
melainkan telah tertulis dalam kitab (lauh mahfuzh) sebelum Kami
menciptakan. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS 57:22)
“........., melainkan
Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah di bumi
ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak pula yang lebih besar dari
itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).”
(QS 10:61)
“Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia
kehendaki), dan di sisi-Nya lah terdapat Ummul Kitab (Lauh Mahfuzh).” (QS 13:39)
“Dan
tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang
dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga)
seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun di dalam al Kitab, kemudian
kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan .” (QS 6:38)
“Dan pada
sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib, tak ada
yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di
lautan, dan tiada
sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak
jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah
ataupun yang kering, melainkan tertulis di dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).”
(QS 6:59)
“............
Semuanya tertulis di dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).”
(QS 11:6)
Sehingga penemuan
(mikrobiologi, yaitu DNA dan RNA) tersebut, mengarahkan pemahaman bahwa, selain
yang hidup, di dalam bathinnya sebuah materi pun, sekalipun disebut benda mati,
ada energi atau kekuatan tak terlihat yang menentukan arah nasib-nya
sebagai qudrat dan iradat-Nya yang sesungguhnya mengarahkan arah gerak
kelanjutan hidupnya. Yaitu, sesungguhnya Dia menggunakan para aparat-Nya pada qudrat
dan iradat tersebut, yaitu energi bawaan.
“...... dan
malaikat dalam naungan awan.........” (QS 2:210)
“Pada malam
itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin
Tuhannya untuk mengatur segala urusan.” (QS 97:4)
Agar lebih jelas, sehingga tak menimbulkan kesesatan dalam memahami
ayat diatas tersebut, maka ada ayat lainnya yang semoga mengarahkan pemahaman
kita kepada kebenaran yang Tuhan kehendaki kita mendapatkannya.
“Dia-lah
yang meniupkan angin sebagai ‘pembawa’ kabar
gembira, mendahului kedatangan rahmat-Nya (hujan), sehingga apabila angin itu
membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami
turunkan hujan di daerah
yang tandus itu. Kemudian Kami tumbuhkan dengan hujan itu berbagai macam buah-buahan.
Seperti itulah Kami membangkitkan orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu
mengambil pelajaran”. (QS 7:57)
Maka sumber energi (kekuatan)
segala sesuatu adalah Allah (laa hawla wa laa quwwata illa billaahi,
tiada kekuatan selain kekuatan Allah). Dan karena Dia meliputi segala sesuatu,
sehingga, seluruh materi atau wujud segala sesuatu adalah merupakan
perwujudan-Nya. Dan ini perlu digaris bawahi sebagai bentuk keimanan kepada
yang gaib. Yaitu percaya dan yakin akan kenyataan adanya kekuatan halus
(gaib) pada setiap benda yang tersebar di alam dunia yang serba materi ini.
“(Yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, .....”
(QS 2:3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar