Mengapa kita tidak-lagi bingung
dan keheranan hanya karena ini, bila ada yang bilang “O, engkaulah MALAIKAT
penolongku !!” Atau bahkan ada yang marah dan mencaci kasar, “dasar IBLIS tak
berperi-kemanusiaan !!” ........sesungguhnya, didalam alam bawah sadar-nya,
manusia amat memahami esensi-esensi tentang diri/jiwa-nya sendiri. Namun ia-pun
adalah pelupa, sesungguhnya Allah telah mengajarkan seluruh “nama-nama” (ilmu
pengetahuan) kepada manusia (QS 2:31). Maka hanya dengan mengingat (dzikr) kepada
Allah, DIA akan mengembalikan ingatan akan ilmu-ilmunya itu.
Berdasarkan QS 3:133 yang
menerangkan bahwa luasnya surga adalah seluas langit dan bumi, pernah
rasulullah SAW ditanya sahabat, “dimanakah neraka, jika luasnya surga telah
memenuhi langit dan bumi ??” Kemudian dengan balik bertanya rasulullah menjawab,
“dimanakah malam jika siang telah datang ??”
Dengan balik bertanya rasulullah
SAW telah menjawab pertanyaan sahabat, dan sahabat tau berdasarkan
pengalamannya sehari-hari bahwa malam pasti akan datang kembali setelah
tenggelamnya matahari. Sekalipun, seperti yang kita ketahui, bahwa pada masa
itu tidak ada atau belum ada pengetahuan yang telah dapat menetapkan bahwa bumi
itu BULAT, bukan datar, sehingga malam yang pergi darinya sesungguhnya sedang
berada di sisi bumi lainnya. Penetapan tentang bumi yang bulat, baru ada
setelah abad 16...... Bayangkanlah, baru setelah seribu tahun setelah masa kehidupan rasulullah
SAW.
Sesuatu yang ghaib bagi seseorang
belum tentu ghaib pula bagi seseorang lainnya. Dan ghaib bukan berarti takkan
diketahui selamanya, melainkan hanya soal waktu untuk dapat memahaminya sesuai
dengan perjalanan jiwa seseorang dalam menerima setiap petunjuk Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar