O Ramadhan, .....kau bagai jiwa
suci Yusuf yang selalu terjaga dari liarnya hawa nafsu dan godaan syahwat
Zulaykha.
Kau adalah bulan yang memaafkan
segala kejahatan sebelas bulan saudaramu, bahkan membalasnya dengan memuliakan
mereka sebagaimana Yusuf memaafkan dan mengumpulkan sanak saudaranya dalam
kemuliaan Mesir hingga turun-temurun.
Kau mengajarkan tentang menahan
segala keinginan hawa nafsu untuk mendapatkan keselamatan melalui keprihatinan,
sebagaimana makna mimpi Fir’aun tentang tujuh sapi betina yang kurus memakan
tujuh sapi betina yang gemuk juga tujuh bulir gandum yang hijau dan tujuh bulir
lainnya yang kering.
Didalam-mu ada satu malam yang
nilainya sama dengan seribu bulan, dimana pada malam itu adalah malam yang
hening dan semua rebah bersujud sebagaimana sebelas bintang bersujud dalam
mimpi Yusuf.
Malam suci penuh berkah......
Bagi yang beruntung menemuinya, para malaikat turun untuk membelah dada dan
membersihkannya dari kerak-kerak kotoran, sehingga dada menjadi lapang dan
dapat melihat segala sesuatu dengan terang dan jernih.
Kejernihan pandangan yang membuat
sebelas bulan lainnya adalah “ramadhan-ramadhan” yang harus pula terjaga
kesuciannnya, bagai jernihnya pancaran dua-belas mata air yang hanya dengan
“satu” pukulan tongkat Musa bagi suku-suku dari seluruh keturunan Yaqub !!
Jadilah “isra’il” !! .......yaitu
mereka yang melakukan “perjalanan malam” menuju Tuhannya. Sesungguhnya
orang-orang yang demikian itulah yang dimaksud Allah “sebagai umat yang
dilebihkan dari umat-umat lainnya”...... Dan janji Allah hanya bagi mereka yang
tidak berlaku zhalim !!