Mana yang utama, kasih atau murka ??
Taman Firdaus atau bara api
Neraka ??
Pecinta sejati tak merasakan bedanya nikmat siang
dan malam…..
Yaa, seperti Rabi’ah merasa.
Sementara, pecinta surga mengharap nikmatnya, dan
memelas agar terhindar panas bara neraka…..
Namun langkahnya meninggalkan
jejak lumpur hitam, dengan wajah merah padam menahan dendam dan kebencian tanpa
kasih, bagai keledai keberatan menanggung beban tumpukan buku yang amat
merindukan ke sekolah.
Begitu tirai hakikat tersingkap,
segenap para pecinta sejati tersipu malu bagai melihat perawan ayu nan menawan
lagi mempesona.
Lain halnya dengan si tolol
keledai yang tegap mendongak merasa yang paling pantas lagi layak. Namun itu
malah membenamkannya semakin dalam.
Pecinta sejati ikhlas tak
mengharap kembalian sedikitpun dalam bercinta, walau Firdaus asri yang
dijanjikan sekalipun bersama bidadari-bidadari yang membawa nampan-nampan
berpiala emas….
Hakikat berada didalam
ketidaktahuan, dan hanya tersingkap oleh
kerendahan hati dalam berserah diri (islam).
Tidak perduli, apakah oleh
pecinta sejati atau siapapun….. Tanpanya, maka segala pencarian akan menjadi
jalan sesat. Dan segala cinta akan menjadi rindu terpendam.
Bukan karena Ghazzali dengan pencariannya telah
banyak mengungkap rahasia hati,
Bukan pula Ibn Arabi yang merangkum segala wujud ke
dalam satu wujud,
Atau karena ibn Mansyur yang sampai matinya tetap
memendam kerinduan cintanya,
Dan bukan pula sebab al Khaylani
yng memberi teladan keberserahan diri total,
Namun jauh lebih utama menyadari
kembali Amanah kemanusiaan yang Tuhan kehendaki agar diwujudkan di alam dunia,
sebagai refleksi DIA Yang Maha Pemurah lagi Maha Kasih Sayang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar